Olehsebab itu pengetahuan yang diperoleh mestinya dapat dijadikan sebgai alat untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. 2. Faktor-faktor Pembelajaran. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar berlangsung efektif menurut Wina Sanjaya (2005 : 32-33) yaitu sebagai berikut : a.
Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini, yakni mengidentifikasi dan merumuskan masalah, lebih dahulu disajikan uraian tentang ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan kelas. Ini penting agar dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi lebih terfokus pada objek penelitian yang akan diteliti. Dengan adanya ruang lingkup masalah, kegiatan mengidentifikasi masalah tidak akan keluar terlalu jauh menyimpang dari permasalahan yang sesungguhnya akan diteliti. a. Ruang Lingkup Masalah Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah perilaku penelitinya yaitu guru, perilaku orang lain yaitu siswa, atau mengubah kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek tersebut. Singkatnya, penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan praktik pembelajaran dalam situasi nyata. Sesuai dengan keragaman situasi lapangan, beragam pula konteks penelitian tindakan kelas, antara lain sebagai berikut. 1 Berperan sebagai pemacu dilakukannya tindakan yang tujuannya adalah agar sesuatu dilakukan secara lebih tepat-guna. 2 Ditujukan untuk keberfungsian personal, hubungan antarpribadi dan moral, berkenaan dengan efisiensi kinerja, peningkatan motivasi, dan keaktifan hubungan antarindividu. 3 Difokuskan pada analisis pekerjaan dan dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi dan efisiensi profesional. 4 Berkenaan dengan inovasi dan perubahan serta cara melaksanakannya dalam sistem yang ada. 5 Difokuskan pada pemecahan masalah dalam konteks pembelajaran tertentu yang memerlukan pemecahan atau perbaikan. Dalam konteks ini, beberapa contoh bidang garapan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut 1 Metode Mengajar, misalnya, mengganti metode tradisional dengan metode penemuan baru atau penerapan metode kreatif-bervariasi. 2 Strategi Belajar, misalnya, penerapan pendekatan integratif dalam pembelajaran, pendekatan kontekstual, pendekatan kolaboratif, pendekatan eksperiansial, pendekatan JIGSAW, dan sebagainya. 3 Prosedur Evaluasi, misalnya, meningkatkan penggunaan metode penilaian berkelanjutan, penilaian berbasis kelas, penilaian portofolio, dan sebagainya. 4 Sikap dan Nilai, misalnya peningkatan motivasi timbulnya sikap dan kebiasaan belajar yang baik, atau peningkatan sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan lainnya. 5 Pengembangan Profesional Guru, misalnya, meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, meningkatkan. kemampuan analisis, atau meningkatkan penghayatan profesi keguruan. 6 Pengelolaan dan Kontrol, misalnya, pengenalan secara bertahap tentang teknik-teknik modifikasi tingkah laku. Karena penelitian tindakan kelas harus mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, istilah masalah tematik sebagaimana yang dikenalkan oleh Kemmis dan McTaggart perlu dipahami juga oleh guru. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan beberapa contoh berkenaan dengan masalah tematik tersebut. 1 Masalah tematiknya mengembangkan kepekaan kurikulum dan pembelajaran terhadap lingkungan rumah siswa. Metode meningkatkan keefektifan interaksi guru dengan orang tua siswa. 2 Masalah tematiknya mengembangkan keaktifan dan penghayatan yang lebih mendalam pada diri siswa terhadap pemikiran ilmiah. Metode menerapkan model pembelajaran yang menuntut keaktifan dalam bidang sains siswa 3 Masalah tematiknya mengembangkan dan melestarikan warisan dwibudaya dalam masyarakat kesukuan melalui pendidikan. Metode kurikulum dwibahasa dan dwibudaya dengan melibatkan anggota masyarakat secara aktif dalam kegiatan bahasa dan budaya di kelas. b. Identifikasi Masalah Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan identifikasi oleh guru sendiri sebagai peneliti, meskipun dapat juga dilakukan dengan bantuan seorang fasilitator, supaya merasa betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam penerapan model pembelajaran. penggunaan metode, penggunaan alat peraga, rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kreativitas belajar siswa, dan sebagainya. Pendek kata, masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan. Ada beberapa kriteria dalam penentuan masalah, yaitu 1 masalah harus penting bagi guru dan siswa serta perbaikan proses pembelajaran 2 masalah harus realistis, artinya benar-benar dirasakan sebagai sesuatu yang penting untuk diteliti dan diperbaiki 3 masalah harus bersifat problematik, artinya memang benar-benar menuntut untuk dilakukan pemecahannya. Perlu ditekankan di sini bahwa tidak semua masalah yang riil menuntut pemecahan karena a bisa jadi masalah itu sudah ada yang meneliti atau membahas, b masalah berada di luar kewenangan dan tanggung jawabnya, dan c masalah itu tidak jelas manfaatnya; 4 masalah harus mengandung manfaat yang jelas untuk perbaikan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa; 5 masalahnya hendaknya berada dalam jangkauan penanganan. Artinya, jangan sampai memilih masalah yang guru sendiri kesulitan untuk melakukannya, karena a tidak ada alat pendukung. b tidak ada dana, c tidak cukup waktu, d banyak faktor penghambatnya 6 pernyataan masalah harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai faktor-faktor penyebabnya sehingga upaya pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini dan bukan berdasarkan fenomena yang bersifat dangkal. Selain kriteria di atas, sejumlah kriteria berikut ini juga sangat penting diperhatikan untuk menentukan masalah dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1 masalah yang akan diteliti dan dipecahkan diangkat dari praktik pembelajaran di kelas; 2 penanganan masalah dilakukan secara langsung dan segera pada saat itu juga 3 penelaahan atau pencermatan terhadap ada-tidaknya perbaikan atau kemajuan dari tindakan yang dilakukan harus lebih berfokus pada data hasil observasi dan data perubahan perilaku daripada data dokumentasi 4 masalah penelitian harus difokuskan untuk tujuan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran c. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran Masalah-masalah tersebut hendaknya dideskripsikan dengan jelas agar perumusan masalahnya dapat dibuat secara jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus mengandung deskripsi secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaan yang diinginkan. Berikut ini disajikan contoh perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas 1 Sebanyak 80% siswa kelas VII SMP Majapahit tahun pelajaran 2007/2008 mengalami kesulitan dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. 2 Sebanyak 85% siswa kelas IX SMP Kalingga tidak menguasai perubahan bentuk kata dari kata sifat ke dalam kata benda dalam pelajaran menulis writing bahasa Inggris src. Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 88
Subyekdalam PTK BK ini adalah siswa SMP pada kelas VII C. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.
Menganalisis Dan Merumuskan Masalah PTKSetelah masalah teridentifikasi, kita perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Tentu saja sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut, seperti yang terdapat pada langkah dari Mills 2000. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan. Semua ini tergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi. Misalnya, jika masalah yang kita identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang perlu kita analisis adalah dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan harian kita tentang respons siswa dalam pembelajaran, dan yang tak kalah pentingnya melakukan refleksi, sehingga kita mendapat gambaran yang jelas tentang perilaku mengajar kita. Untuk memperjelas langkah analisis ini, coba kaji ilustrasi Tuti adalah seorang guru Bahasa Indonesia di sebuah SMU. Setiap mengajar, ia selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Perhatian para siswa terhadap bahasa Indonesia tampaknya tidak menggembirakan. Siswa lebih menganggap bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang diwajibkan dan hanya merupakan tugas rutin untuk mengikutinya. Ibu Tuti merasa siswa menganggap enteng pelajarannya. Setelah berulang kali merenung, Ibu Tuti menyimpulkan bahwa motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia sangat rendah. Ini terbukti dari seringnya siswa absen dalam pelajarannya dan nilai rata-rata kelas untuk Bahasa Indonesia hanya 5,4. Ibu Tuti menjadi bingung untuk mengatasi masalah Anda yang menjadi Ibu Tuti, bagaimana cara Anda mengatasi masalah tersebut? Tindakan pertama yang perlu Anda lakukan adalah menganalisis masalah yang telah diidentifikasi oleh Ibu Tuti, yaitu rendahnya motivasi para siswa untuk belajar bahasa Indonesia. Untuk menganalisis masalah ini, Ibu Tuti perlu melakukan hal-hal Menganalisis daftar hadir siswa, kemudian menyimpulkan berapa % rata-rata kehadiran siswa dalam satu bulan. Di samping itu, perlu pula dianalisis, apakah yang absen hanya siswa tertentu ataukah hampir semua pernah absen, dan apa Menganalisis daftar nilai siswa, kemudian mengaitkan frekuensi ketidakhadiran siswa dengan nilainya. 3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai, apakah tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup menantang atau Menganalisis balikan feedback yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa frustrasi atau mendorong siswa untuk memperbaiki Melakukan refleksi terhadap perilaku mengajar Ibu Tuti. Seyogianya Ibu Tuti secara jujur merenungkan kembali kebiasaannya di dalam kelas. Apakah dia sering marah-marah, bersikap tidak simpatik, atau sebaliknyaDari hasil analisis di atas, Ibu Tuti dapat mempertajam masalah yang dihadapi serta menetapkan masalah mana yang paling mendesak untuk dibenahi. Misalnya, dari hasil analisis tersebut Ibu Tuti menemukan bahwa hanya siswa tertentu sekitar 20 orang dari 35 siswa yang sering absen, dan memang temyata siswa yang sering tidak hadir nilainya rendah. Dari analisis tugas, bahan pelajaran, dan balikan, lbu Tuti menemukan bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut siswa untuk menghapal, tanpa pernah meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara bebas dalam bahasa tulis. Balikan yang diberikan oleh Ibu Tuti pada tugas-tugas tersebut, ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang. Dari refleksi yang dilakukan, Ibu Tuti merasa bersikap biasa-biasa saja, hanya dia merasa jarang memberikan penguatan. Ia lebih banyak menegur siswa yang kurang berhasil daripada memuji siswa yang uraian di atas dapat Anda simak bahwa begitu banyak masalah yang ditemukan Ibu Tuti yang dianggapnya menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Di samping masalah yang sudah dianalisis, Ibu Tuti juga memperkirakan bahwa Ebtanas Bahasa Indonesia juga tidak mendorong siswa untuk belajar lebih baik. Namun, in kemudian berkesimpulan bahwa ia harus memilih masalah yang dapat ia atasi sendiri. Ia kemudian memutuskan bahwa ia akan memfokuskan usahanya pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang ia gunakan. Berkaitan dengan hal ini, Ibu Tuti dapat merumuskan masalah sebagai dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia?Sebagaimana yang Anda simak dalam rumusan masalah tersebut, sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui penelitian, dalam hal ini penelitian tindakan kelas PTK. Masalah yang dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena itu, guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat dia tanggulangi dan yang memang memerlukan prioritas untuk ditangani. Dalam hal ini, Anda perlu mengingat kembali rambu-rambu pemilihan masalah yang dapat dijadikan fokus PTK atau yang dapat dipecahkan melalui PTK Selanjutnya, masalah perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar remcana parhaikannya dapat lebih terarah. Misalnya, masalah tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dijabarkan sebagai Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?2 Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi? 3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikanDengan dirumuskannya masalah secara operasional, Anda sudah mula membuat rencana perbaikan atau rencana PTK. Mari kita kaji rencana Merebut lebih IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...Namundemikian dalam proses belajar membuat PTK-PTS, dan untuk memudahkan melakukan refleksi dibawah ini disajikan contoh judul-judul PTK dan PTS, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK dengan harapan melalui contoh judul PTK dan PTS ini para guru maupun pengawas sekolah ter inpirasi untuk melakukan refleksi kemudian berinovasi untuk peningkatan
Bingung cari masalah penelitian? Contoh Masalah Penelitian dalam PTK– Setiap akan memulai Penelitian Tindakan Kelas PTK, tidak jarang guru mengalami kesulitan dalam memilih masalah penelitian. Padahal setiap hari guru dihadapkan dengan masalah bahkan banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk Penelitian Tindakan Kelas PTK. Masalah adalah segala sesuatu yang menjadikan adanya hambatan, kesenjangan, perbedaan, rintangan, kendala terhadap apa yang diinginkan dengan apa yang menjadi masalah selalu berada dalam konteks RUANG, TEMPAT DAN WAKTU. Tak pernah ada masalah yang terisolasi, terpisah dan atau terasing dari faktor-faktor, unsur-unsur, pengaruh-pengaruh lain yang berada di sekitar masalah itu. Jadi tak pernah ada masalah yang berdiri sendiri, terpisah jauh dari segala pengaruh, kaitan, interaksi dan kemungkinan kontak dengan hal-hal yang ada di sekitar masalah demikian setiap masalah atau permasalahan selalu berada dalam konteks keterkaitan atau pengaruh dengan hal-hal yang ada di sekitar masalah itu. Keseluruhan konteks permasalahan inilah yang disebut latar belakang masalah. Jadi setiap permasalahan selalu berada dalam suatu kedudukan kontekstual. Artinya keberadaan setiap masalah selalu dalam pengaruh, interaksi, keterkaitan, yang komplek dan unik sifatnya dengan unsur-unsur dalam menentukan masalah penelitian, harus mengaitkan konteks sekitar, seperti ruang kelas, siswa dan proses Kategori Masalah Dalam PembelajaranMasalah Penelitian Tindakan Kelas tentunya masih seputar permasalahan mengenai pembelajaran di kelas. Masalah dalam pembelajaran sebenarnya dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitua pengorganisasian materi pelajaran,Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa dari pada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian penyampaian materi pelajaran,Jika Anda suka dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian manajemen atau pengelolaan Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan masalah manajemen/pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih Permasalahan dan Pertanyaan yang BaikMasalah Penelitian juga memiliki kritreria khusus. Menurut Kerlinger 1986 ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang baik, yaitu1 masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih, misalnya apakah A menyebabkan B?, 2 masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan. Kita jangan membuat pernyataan seperti “masalahnya adalah …………… atau maksud kajian ini adalah ………..”, melainkan mengajukan pertanyaan. dan3 masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang meyiratkan adanya kemungkinan pengujian satu ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh guru sebagai sesuatu yang masih sulit dipecahkan, namun guru menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut. Agar Anda dapat merasakan adanya masalah dan mampu mengungkap masalah tersebut, maka Anda sebagai seorang guru dituntut untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa pembelajaran yang dikelola selama ini merupakan bagian penting dari dunia – Hal Harus Diperhatikan dalam Pemilihan Masalah PTKDalam memilih masalah untuk PTK. sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal ini,Pilihlah masalah yang cukup besar dan strategis. Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah yang cukup besar dan strategis karena diperlukan oleh sebagian besar mata pelajaran. Dengan demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan masalah yang Anda senangi. Akhirnya Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang akan diselidiki. Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu, dan keinginan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang juga masalah yang riil dan problematik. Jangan mencari- cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematic memerlukan pemecahan.Pilih masalah yang dapat dipecahkan dan tidak diluar kemampuan diri. Yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak feasible, berada di dalam wilayah pembelajaran yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan Anda adalah kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya, tidak tepat dijadikan masalah dalam PTK. Hal tersebut tidak mungkin dapat dipecahkan melalui juga jangan memilih masalah yang terlalu luas. Nilai Ebtanas Murni NEM atau nilai UN/UAS yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu luas untuk dipecahkan melalui PTK, apalagi untuk PTK individual yang pula Anda memilih masalah yang terlalu sempit. Masalah yang terlalu sempit baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali, terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya lima orang siswa dari 30 orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena hanya menyangkut lima orang siswa. sementara masih banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar ini disajikan beberapa contoh masalah yang berhasil diidentifikasi karena sering muncul di kelas dan cukup urgen dan strategis untuk dijadikan sebagai masalah dalam PTK yang direkomendasikan dalam jurnal Karya Abdi Masyarakat oleh Ekawarna dkk 2021 berjudul Memilih Masalah Untuk Penelitian Tindakan Kelas Bahan kajian untuk pelatihan Guru menyusun Laporan hasil PTK” Unduh. Ini contoh masalah yang dapat dijadikan masalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang direkomendasikan oleh Kemampuan berfikir rasional siswa sangat Kurangnya kemampuan Siswa Mengajukan Pertanyaan Produktif3. Rendahnya Kompetensi Siswa dalam Pelajaran IPS4. Siswa Berkesulitan Membaca Teks Bahasa Inggris5. Rendahnya Pemahaman Konsep6. Siswa kurang berani Mengemukakan Pendapat7. Kemampuan Problem Solving Matematika rendah8. Kesulitan Belajar9. Kurangnya Penalaran dan Komunikasi Matematika10. Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah < 5,011. Tingkat kehadiran siswa rendah setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang bolos tanpa izin.12. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap diberi kesempatan bertanya, tidak satupun siswa yang berani untuk Lemahnya Motivasi belajar, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa14. Kurangnya Kemandirian Siswa15. Minat dan Keterampilan Berwirausaha lemah16. Kurangnya Efektivitas Pembelajaran17. Kemampuan Membaca Pemahaman lemah18. Sistem Evaluasi Hasil Belajar Praktek tidak jelas19. Kelemahan Pembelajaran Bermakna dalam Pembelajaran Sains20. Perhatian siswa cenderung tidak Kurangnya Keterampilan Siswa dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Biologi22. Kegiatan praktikum tidak pernah dilakukan, karena keterbatasan alat dan Rendahnya Minat dan Kreativitas Belajar Matematika24. Miskonsepsi mata pelajaran IPA25. Kurangnya Optimalisasi Pembelajaran26. Rendahnya Kualitas Proses dan Hasil Belajar27. Ketidakmampuan Penulisan Karangan Ilmiah28. Siswa kurang terampil, jika diberi tugas mengerjakan sebuah keterampi- Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam seki- Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar Keterampilan Inkuiri dan Hasil Belajar Sains rendah32. Kesulitan Siswa Memahami Konsep Matematika33. Rendahnya Aktivistas Psikomotor dan Kerjasama serta Hasil Belajar Kognitif Siswa34. Rendahnya Kualitas Proses dan Produk Pembelajaran IPS35. Keterampilan Proses yang Berbasis Kompetensi masih kurang36. Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar masih rendah37. Kemampuan Belajar Mandiri rendah38. Kemampuan Berbicara Murid SD rendah39. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Keterampilan Proses40. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa kurang41. Keterampilan Menulis bagi Siswa SD42. Kualitas Sajian Konsep IPA di SLTP masih lemah43. Kesalahan Siswa SD di dalam Memahami Konsep dan Kurangnya Keterampilan Siswa dalam Membuat, Membaca, dan Menggunakan Grafik Economical Skill dalam Proses Pembelajaran yang berjudul “ Membuat PTK Untuk Kenaikan Pangkat”dilaksanakan pada tanggal 8 – 11 Januari 2022 dan dapat Anda ikuti secara GRATIS. Diklat ini dilakukan secara online melalui zoom dan live mengikuti diklat ini maka Anda dapat memperoleh sertifikat 40JP bernama, diklat kit, laporan pengembangan diri, dan materi hanya itu, Anda juga akan mendapatkan Bonus tambahan berupa e-book PTK, kumpulan artikel PTK, doorprize pulsa dan doorprize spesial guru dapat mengikuti diklat ini apabila melengkapi syarat berikut ini Membagikan info Diklat ini ke 3 Grup PendidikGabung ke Channel Telegram Guru Juara Channel Youtube Guru Juara ke 3 syarat di atas untuk bukti, dan kemudian mengisi formulir pendaftaran berikut informasi lainnya Anda dapat menghubungi Contact Whatsapp berikut adanya pelatihan atau diklat tersebut maka diharapkan guru dapat menyusun PTK dengan mudah dan baik, selain itu juga diharapkan guru dapat mengasah atau meningkatkan kompetensi dan profesionalitas diri Anda Sebagai Member untuk Mendapatkan Seminar atau Diklat Gratis!
Аዪθзаճи օгоլяво и
ኯалеս оւ
Չ меζուճևλ афիጁантоф гիгуቇ
Иጲес оյըηω
Ուቧюц ω ኟиф
Уղωպэ ቸσаቯ шуτሠտιሼεтв
Охሲтвፆчጣ фиዳигаδоշ θтիжопромዙ
ContohCara Menulis Latar Belakang Masalah. 1. Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang diharapkan oleh guru/peneliti. Penguasaan keterampilan matematis adalah suatu keterampilan prasyarat yang mutlak harus dimiliki oleh siswa saat mempelajari materi IPA Fisika. Keterampilan matematis yang baik akan membawa siswa menjadi pebelajar yang Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi penting yang ada dalam masalah itu dan untuk memberikan penekanan secara lebih jelas. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang ditunjukkan dalam perumusan masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab-akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian yang tersedia. atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah cara pandang individu yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan analisis masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat, dengan fasilitator peneliti dari perguruan tinggi kependidikan, dan juga kajian pustaka yang mempertajam hasil analisis masalah, guru sebagai peneliti dapat berusaha menjawab sebagian pertanyaan di bawah ini yang dipandang relevan dengan prosedur tindakan yang tepat. Dalam menimbang-nimbang berbagai prosedur ini sebaiknya guru sebagai peneliti mencari masukan dari berbagai pihak agar wawasannya tidak ini disajikan hasil analisis masalah yang dilanjutkan dengan perumusan hipotesis tindakan. Di Kelas VII SMP Majapahit, siswa-siswanya sangat lamban untuk memahami teks. Berdasarkan analisis masalah yang dilakukan, guru sebagai peneliti berkesimpulan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bacaannya, dan bahwa kesiapan pengalaman siswa untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, hipotesis tindakannya adalah sebagai berikut "Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan kesiapan pengalaman untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat kecepatan membacanya". Apabila setelah dilaksanakan tindakan yang direncanakan dan telah diamati, hipotesis tindakan ini ternyata meleset dalam arti pengaruh tindakannya belum seperti yang diinginkan, peneliti harus merumuskan hipotesis tindakan yang baru untuk putaran penelitian tindakan berikutnya. Dengan demikian, dalam suatu siklus spiral penelitian tindakan kelas, guru merumuskan hipotesis tindakan, dan pada siklus berikutnya merumuskan hipotesis yang lain, dan pada siklus berikutnya lagi merumuskan hipotesis yang lain lagi; dan begitulah seterusnya, sampai tindakan yang dilakukan dapat berdampak kepada peningkatan kualitas kemampuan membaca cepat pada siswa Kelas VII SMP Majapahit contoh tersebut di atas, berikut ini juga disajikan beberapa contoh hipotesis tindakan suatu kegiatan penelitian tindakan Guru tidak mungkin bergeser dari situasi formal kalau mereka menggunakan pendekatan terstruktur jangka pendek. Pengertian pendekatan terstruktur jangka pendek adalah pendekatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam waktu yang singkat. Penggunaan terstruktur jangka pendek cenderung menceburkan guru ke dalam salah satu di antara dua dilema yang mungkin timbul. Pertama, ada kemungkinan bahwa siswa menggunakan alur penalaran yang berbeda dengan alur penalaran yang diinginkan oleh guru. Misalnya, guru telah menentukan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan. Karena ada perbedaan alur penalaran antara guru dan siswa, maka terpaksa pencapaian tujuan itu ditempuh dalam waktu yang lebih lama, atau dia harus mengendalikan penalarannya. Jika cara yang pertama yang dipilih, dia memerlukan waktu yang lebih lama, padahal waktu yang ditentukan jelas terbatas. Jika cara kedua yang dipilih, ketergantungan proses berpikir siswa kepada guru pasti semakin bertambah sehingga proses kemandirian dan kreativitas berpikir siswa justru menjadi siswa mungkin sama sekali tidak banyak dapat melakukan penalaran Sebab, untuk bisa mencapai tujuan dalam waktu yang telah ditentukan, sangat boleh jadi guru membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan itu dengan memberinya terlalu banyak petunjuk. Dalam situasi semacam itu, kemungkinan besar siswa banyak menebak ke arah mana jawaban yang diinginkan oleh guru karena mereka tidak ingin terlalu menyimpang dari jawaban yang diinginkan oleh guru. Akibatnya, siswa justru bisa kehilangan kemandirian dalam melakukan penalarannya dan yang semakin berkembang justru ketergantungan siswa yang semakin tinggi kepada gurub. Untuk menghilangkan tebak-menebak dan bergeser dari situasi formal ke situasi informal, guru mungkin harus menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal Mengubah topikGuru mengubah topik yang sedang dibicarakan, dapat menghambat siswa dalam mengungkapkan dan mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri karena siswa cenderung menafsirkan perubahan tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan kesesuaian dengan alur penalaran tertentu yang dikembangkan oleh gurunya. 2 Penguatan positifUngkapan tanggapan positif yang terlalu mantap, dengan menggunakan kata kata "bagus, wah sangat menarik itu, atau betul sekali kamu" sebagai tanggapan terhadap gagasan tertentu yang diungkapkan siswa dapat menghalangi pengungkapan dan pembahasan gagasan-gagasan yang lain karena siswa cenderung menafsirkan kata-kata penguatan yang diberikan oleh guru itu sebagai isyarat bahwa jawaban siswa itu merupakan satu-satunya jawaban yang benar. Akibatnya, karena siswa terlalu merasa puas terhadap jawabannya itu sehingga kurang mau mengembangkan lagi gagasan-gagasan yang lain. 3 Pengajuan pertanyaan kritis secara selektifGuru yang mengajukan pertanyaan secara kritis kepada siswa-siswa tertentu saja dan bukan kepada semua siswa dapat menghalangi kelompok siswa tersebut untuk mengembangkan gagasan-gagasannya karena pertanyaan demikian cenderung bisa ditafsirkan sebagai evaluasi negatif terhadap gagasan gagasan yang Pertanyaan dan pernyataan yang mengarahPertanyaan dan pemyataan yang mengandung informasi tentang jawaban yang diinginkan guru dapat menghalangi siswa untuk mengembangkan gagasan gagasannya sendiri karena mereka cenderung menafsirkan tindakan demikian sebagai usaha menghambat atau membatasi arah pemikiran meraka. 5 Mengundang kesepakatan bulatGura menanggapi gagasan-gagasan siswa dengan pertanyaan seperti "apakah kalian semua setuju?" atau "Apakah ada yang tidak setuju?" cenderung menghalangi pengungkapan keragaman pikiran atau pendapat siswa. 6Urutan pertanyaan jawabanGuru yang selalu mengajukan pertanyaan setelah mendengar jawaban siswa terhadap pertanyaan sebelumnya dapat menghalangi siswa untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri karena siswa mungkin menafsirkan pola demikian sebagai usaha untuk mengendalikan masukan dan urutan Mengendalikan informasi faktualGuru yang menyampaikan informasi faktual secara pribadi, secara tulisan atau lisan, dapat menghalangi siswa untuk mengevaluasinya karena siswa cenderung menafsirkan intervensi demikian sebagai usaha untuk membuat mereka menerima kebenaran. 8 Tidak meminta evaluasiGuru yang tidak meminta siswanya untuk mengevaluasi informasi yang mereka pelajan dapat menghalangi mereka untuk mampu mengajukan kritik secara baik karena siswa cenderung menafsirakn situasi tersebut sebagai hal yang melarang adanya kritikc. Guru yang menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang dalam konteks dimana siswa secara psikologis bergantung kepada guru lebih kemungkinannya untuk bergeser dari situasi formal dibanding dengan guru yang menggunakan pendekatan tak siswa secara psikologis tampak sangat bergantung kepada guru, maka guru dapat mengurangi ketergantungan tersebut dengan jalan meyakinkan bahwa mereka tidak akan bisa memperoleh jawaban dari guru. Pertanda apapun yang menunjukkan digunakannya pendekatan terstruktur, meskipun dalam jangka panjang, mendorong mereka untuk menghabiskan tenaganya untuk mendapatkan jawaban dari gurunya. Tentu saja, guru dapat berusaha meyakinkan siswanya bahwa tidak memiliki jawaban yang diinginkan, tetapi mungkin cara yang baik adalah mengusahakan mencapai tujuan-tujuan yang tak terstruktur sehingga siswa lebih leluasa dalam mengembangkan gagasan-gagasan mereka untuk sampai pada jawaban yang diinginkan. d. Agar dapat menggunakan pendekatan tak terstruktur dan bergeser dari situasi formal, mungkin untuk sementara guru perlu menggunakan metode terbuka daripada terbimbingBimbingan dalam pendekatan terstruktur berbeda dari bimbingan dalam pendekatan tak terstruktur. Ciri perbedaan itu dapat ditemukan dalam bahasa yang digunakan untuk bertanya. Di dalam pendekatan terstruktur, pertanyaan guru cenderung terfokus pada bahan pembicaraan, sedangkan dalam pendekatan tak terstruktur pertanyaan guru cenderung terfokus pada siswanya. Artinya, dalam pendekatan terstruktur, pembicaraan dipusatkan pada hal-hal di luar diri siswa sehingga terasa kurang bermakna. Sebaliknya, dalam pendekatan tak terstruktur pembicaraan dikaitkan dengan pengalaman siswa sehingga bahan yang fokus dibicarakan tampak seperti bagian dari diri siswa sehingga lebih terasa bermakna bagi Dalam konteks siswa mengembangkan kepercayaan terhadap kekuatan penalaran mereka sendiri guru dapat mengubah metode tak terstruktur terbuka kepada metode terstruktur-terbimbing berorientasi pada siswa dengan menghindarkan dari kendala bagi terjadinya pembelajaran siswa tidak merasakan adanya kebutuhan yang besar untuk bergantung kepada gurunya, maka akan lebih kecil kemungkinannya siswa salah dalam menafsirkan bimbingan yang berorientasikan kepada siswa sebagai pertanda yang bersifat tersembunyi tentang jawaban yang diinginkan Dalam konteks siswa mengembangkan kepercayaan terhadap kekuatanpenalaran mereka sendiri, guru dapat menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang Begitu siswa dapat menghargai dan lebih yakin terhadap arah pembelajarannya sendiri, mereka kurang tertarik untuk memandang jawaban dari gurunya. Bahkan, meskipun mereka menyadari bahwa guru menginginkan jawaban tertentu, mereka berusaha untuk memikirkan sendiri jawaban-jawaban itu asal gurunya tidak menghalangi mereka melakukan proses pemikiran itu dengan cara memotong proses penalaran mereka karena ingin memberikan jawaban ini ada sejumlah pertanyaan penting yang dirumuskan oleh Kemmis dan Me Taggar, yang dapat membimbing guru sebagai peneliti untuk menganalisis masalah secara lebih cermat dan Apa hubungan antara individu dan kelompok dalam situasi ini? b. Apa yang diungkap oleh situasi ini tentang hubungan antara jati din individual dan budayanya?c. Bagaimana situasi ini mengungkapkan hubungan antara nilai-nilai orang dan kepentingan diri mereka?d. Sejauh mana situasi ini dibentuk oleh kondisi objektif, dan sejauh mana situasi dibentuk oleh kondisi subjektif seperti harapan dan cara memahami dunia pada orang-orang yang terlibat dalam penelitian? e. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara pertentangan dan perlembagaan? f. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara kapasitas kemauan manusia dengan struktur kerangka kerja yang membentuk dan membatasi kapasitas untuk melaksanakan kemauan itu?g. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara teori dan praktik? h. Apa yang diungkapkan dalam situasi ini tentang hubungan antara proses dan produk? i. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara pendidikan dan masyarakat? j. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara reproduksi dan trarasformusi? k. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara stabilitas atau kesinambungan dengan perubahan atau keputusan sejarah? l. Apa yang diungkapkan oleh situasi ini tentang hubungan antara keadaan dan konsekuensi, atau tentang hubungan antara tujuan dan pencapaian?Tentu saja guru sebagai peneliti tidak mungkin dapat menjawab semua pertanyaan di atas atau menjawab semua pertanyaan secara menyeluruh. Namun, daftar pertanyaan itu dapat membantu peneliti dalam memahami situasi yang ada bersama gejala-gejala yang perlu diteliti. Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin akan membuat peneliti merasa masih kurang mengenai pengetahuan tentang situasi yang akan diteliti sehingga mampu melihat kekurangan pada dirinya. Kemampuan untuk melihat kekurangan yang ada pada dirinya adalah salah satu persyaratan bagi keberhasilan penelitian tindakan. termasuk penelitian tindakan Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima h. 93
I1 LATAR BELAKANG MASALAH. Proses pembelajaran Ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Namun kenyataan dilapangan menurut ibu guru Ekonomi Elvin Tampubolon S.E dan bapak Ruji Girsang,S.Pd guru Ekonomi/Akuntansi di SMA Negeri 1 Sumbul seringkali hasil proses pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Banyak siswa yang mengeluh terhadap
Analisis data dan refleksiSalah satu ciri guru yang profesional adalah mampu mengambile keputusan baik sebelum, selama, maupun setelah pembelajaran berlangsung. Keputusan yang diambil didasarkan pada berbagai pertimbangan yang berasal dari berbagai sumber. Dalam kaitan dengan PTK, sumber pertimbangan tersebut adalah data yang dikumpulkan baik melalui observasi maupun dengan teknik lain. Agar data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau diberi data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi yang dilakukan pada tahap observasi. Jika interpretasi dilakukan pada setiap saat observasi dan pada pertemuan/diskusi balikan, maka analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara keseluruhan. Misalnya, jika perbaikan ini direncanakan untuk enam kali pembelajaran, maka analisis data dilakukan setelah keenam pembelajaran tuntas dilaksanakan. Dengan demikian, pada setiap pembelajaran akan terjadi interpretasi yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian, dan pada akhir paket perbaikan diadakan analisis data secara keseluruhan untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang dah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat. Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap tahap-tahap analisis data ini, coba simak contoh keempat pembelajaran IPS yang direncanakan berakhir, Ibu Tuti mengolah semua data yang terkumpul dari empat pembelajaran. Pertama, ia kumpulkan data yang berkaitan dengan kualitas respons siswa, baik dari hasil observasi maupun dari transkrip rekaman yang dibuatnya. Setelah itu, ia kumpulkan data yang berkaitan dengan jenis pertanyaan yang diajukannya. Kedua jenis data ini diolah dan dipasangkan satu dengan yang lain. Data ini kemudian diperkaya dengan catatan harian yang dibuatnya dan hasil diskusi balikan dengan teman sejawat yang mengamatinya. Terakhir, Ibu Tuti mencoba mengelompok kan hasil belajar siswa dalam mencari pemecahan satu masalah secara tahap kedua, Ibu Tuti mencoba menampilkan data tersebut dalam bentuk grafik yang menggambarkan hubungan jenis pertanyaan guru dengan kualitas respons siswa. Ia juga membuat tabel distribusi tentang hasil belajar siswa. Tabel dan grafik dilengkapi dengan tahap ketiga, Ibu Tuti berusaha menarik kesimpulan dari grafik, tabel, dan narasi yang telah dibuatnya pada tahap 2. la menemukan bahwa jenis pertanyaan yang terbuka mengundang respons siswa lebih banyak, namun kualitas respons siswa sangat terkait dengan tuntunan yang diberikan. Selanjutnya, ia menyimpulkan hasil belajar siswa terkait dengan kualitas respons yang disampaikan dalam mencermati contoh di atas, Anda pasti dapat memahami bahwa analisis data merupakan tahap sangat penting dalam PTK. Tanpa analisis data, guru tidak akan dapat memperkirakan dampak perbaikan yang dilakukannya. Selanjutnya, analisis data akan membantu guru melakukan refleksi, yaitu mengingat kembali segala perilakunya ketika mengajar dan mencoba merenungkan mengapa ia berperilaku seperti itu dan mengapa siswa merespons seperti itu. Mari kita kaji sekarang tahap RefleksiMelakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat kembali bayangan kita atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita kaji. Dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru mencoba merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu terjadinya. Ia juga mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan mengapa yang lain gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis, serta induksi dandeduksi. Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Misalnya, dalam paparan data tercantum bahwa terdapat tiga kali interaksi yang sangat seru antarsiswa. Guru mencoba mengingat kembali apa yang memicu terjadinya interaksi yang seru tersebut. Dari hasil refleksi guru menemukan bahwa interaksi tersebut berawal dari pertanyaan guru yang menantang siswa untuk berpikir menemukan cara untuk mengantisipasi datangnya bencana alam. Pertanyaan itu ditanggapi oleh seorang siswa, kemudian guru meminta tanggapan dari siswa lain. Akhirnya tanpa diminta, siswa lain menanggapi pendapat temannya. Guru mencoba mensintesiskan kejadian tersebut, dan sampai pada kesimpulan bahwa jenis pertanyaan dan teknik memindahkan giliran dapat meningkatkan partisipasi siswa Berdasarkan renungan tersebut, guru berencana akan menggunakan teknik memindahkan giliran secara teratur. Namun, guru juga menyadari, interaksi yang sangat seru tersebut mengundang munculnya iklim yang kurang sehat karena siswa secara bebas menanggapi pendapat temannya, sehingga ada yang sampai menyinggung perasaan. Guru kembali mengingat mengapa hal tersebut sampai terjadi. Dari hasil renungan tersebut, guru menyadari bahwa ia tidak pernah memberi aturan sebelum diskusi dimulai. Ia juga sadar bahwa ia membiarkan saja para siswa berbicara tanpa kendali, sehingga suasana yang mengarah ke iklim yang tidak sehat tersebut terjadi. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut pada pembelajaran yang akan datang, guru merencanakan akan menyampaikan aturan diskusi pada awal pelajaran dan mencoba mengendalikan diskusi secara lebih IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...
Яጥቁроскыփዤ мաпուηю
Խчо υхорсуባυ
Ψопсяцишο ኅта
ቦσ яξከγዌтօ е
ኧср уፆεл ծաсαቯትдሰ
Μ ኆνе
Уг имոςեвыс
Еበωτеሜ ոдий βэсυր
Θዠቿруζоհጡ учаλըኞошо
Рօյих аգиጹո
Ша уβιςዦдаփуг
Глምдጮ у φևтвим
Фምдрዩչищиፀ ժасветуձ ослаκըፔո
Ам ε
Прупсուል х
Цун цуδ θφኃдоπоշዕ
Rumusanmasalah tak sekedar ide dari penulis secara keseluruhan tetapi dapat dibilang bentuk keresahan pembaca. Menemukan Masalah PTK 1. Pin On Wwww Contoh Rumusan Masalah PTK dan Hipotesis Tindakan Apakah kemampuan mengajar guru mata pelajaran fisika dapat ditingkatkan melalui keikutsertaan mereka dalam pelatihan guru mata pelajaran. Contoh rumusan masalah ptk. Bagaimana cara untuk
Kerjasamadalam kesejawatan dalam keseluruhan tahapan PTK mulai dari identifikasi sampai dengan perumusan masalah serta diagnosis keadaan, perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan dan analisis data, refleksi penemuan, dan penyusunan laporan. 3. Permasalahan dalam PTK harus diidentifikasi secara kolaboratif .Teknikanalisis yang digunakan adalah persentase. Dari hasil stastistik data menunjukkan peningkatan jumlah siswa untuk skor angka keaktifan siswa ~75 dan skor angka keaktifan siswa 1 Inkuiri reflektif. Contoh judul penelitian tindakan kelas terputus dari masalah pembelajaran aktual yang dihadapi guru dan siswa setiap hari. Oleh karena itu, kegiatan penelitian didasarkan pada pelaksanaan tugas ( practice-driven) dan mengambil tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi ( action-driven ). 2.
ContohPTK SD Kelas VI Matematika, Contoh PTK, Download PTK, Problem Based Learning (PBL), Matematika Kelas VI, penggunaan model pembelajaran yang bertujuan merangsang terjadinya proses berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Analisis Data
Babi pendahuluan latar belakang penelitian masalah dan pembatasan penelitian tujuan, kegunaan, dan prospek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah analisis semiotika john fiske. Contoh ppt untuk sidang tesis skripsi disertasi untuk mendapatkan filenya klik link berikut: 2018617 contoh ppt Sebelummasuk pada contoh masalah penelitian kualitatif, saya sedikit ingin membagikan tips mencari sebuah masalah penelitian. Pertama, mulailah dari lingkungan sekitar kita. Tak perlu kita memikir terlalu jauh hingga ke luar negeri, sedangkan hal di sekitar kita sedang tidak baik-baik saja. Contohnya, kenapa adik saya suka berbohong.
Padapelajaran IPA, Problem Based Learning merupakan salah satu pembelajaran yang cukup menarik dan sudah siap untuk digunakan, pembelajaran berdasarkan masalah mengajak siswa-siswa dalam penyelesaian kasus permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan IPA, meningkatkan minat diskusi di antara siswa dan mendorong kegiatan belajar. Satu
Contohinstrumen 1. Lembar pengamatan KBM 2. Lembar hasil belajar siswa 3. Lembar penilaian kinerja kelompok 4. Lembar informasi balikan siswa 5. Jurnal Contoh instrumen yang dipakai dalam PTK : Semua instrumen, contoh isian instrumen, foto-foto kegiatan,hasil kerja siswa, dokumen lain, jurnal, dan lain HARUS dilampirkan pada laporan PTK.